TEROPONG BUDAYA HALAL DI INDONESIA

Kali ini UIN Walisongo Semarang mempublikasi prodi ‘EMHA’ (managemen halal) melalui forum SEMINAR NASIONAL Jaminan Produk Halal.

Forum ini sangat kredibel karena dihadiri oleh perwakilan pakar tiga unsur terkait : Prof. Dr. R. Benny Riyanto, SH. (dari Kemenkumham),  Prof. Ir. Sukoso, M. So. (dari BPJH Kemenag)  dan Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, M. A. (unsur akademisi UIN Walisongo) dengan moderator: Dr. Hasan Asy’ari Ulamai (Wakil Direktur Pascasarjana UIN W9)

Halal dan haram sebuah makanan seringkali dikonotasi dengan materi makanan itu sendiri. Dulu sampai sekarang masyarakat muslim masih mengenalinya dengan makanan yang aman dari unsur BABI, karena babi jelas-jelas diwanti-wanti untuk dijauhi dalam al-Quran.

Tidak siapa, ini pengalaman pribadi,  saat saya menghadiri workshop di Bali. Kebetulan, konsumsi dan akomodasi juga ditempatkan di Hotel yang bersamaan dengan tempat istirahat para wisatawan manca negara, apa yang saya rasakan saat melihat hidangan begitu rupa?. Jawabannya adalah saya mencari makanan yang bebas babi. Faktanya saya hanya menemukan nasi putih dan buah-buahan. (Jadi ingat Bapak Dr. Agung Fatwanto, Kepala TIPD UIN Suka). Tentu hal tersebut dialami banyak orang.

Hal lain ternyata belum kita kaji mendalam. Kuliner di sekitar kita, apa ada jaminan kehalalannya? Dengan paradigma di atas adalah ya, karena di sekeliling kita tidak ada penyembelihan babi.

Namun demikian, BPJH memelihatnya lebih rinci bahwa jaminan halal tidak hanya berdasar materi pokok sebuah makanan, akan tetapi berkait bagaimana makanan tersebut tersedia. Dari sini mulai pengadaan, pengolahan, penyediaan sampai masa tahan (kadaluarsa) sebuah makanan, menjadi tema pengawasan untuk menjamin kehalalan komsumen muslim di Indonesia. Endingnya dibuatkan sebuah regulasi oleh KEMENKUMHAM.

Barangkali ada menariknya jika kita mengikuti cara sebuah pondok pesantren yang menganggap najis semua jajanan di jalan dan difatwakan haram kepada ustadz, santri dan para wali santri.

TENTU, apabila dikaji dapat disimpulkan untuk bahan kajian, lebih efektif mana LABEL JAMINAN HALAL ATAU JAMINAN HARAM? (Sumenep, 23/11/18)

 

Asli Mandala Gapura Sumenep Madura Jawa Timur, Koordinator Perukyat Wilayah Madura, Pengabdi di IAIN Madura (dulu STAIN Pamekasan) , Mampir Tidur di Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar Pangarangan Sumenep, Pernah Nyantri di Asrama MAPK Jember dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bersandar di PMII dan NU, Ta'abbud Safari di RAUDHAH Masjid Nabawi dan Manasik Haji Mekkah (2014), Sekarang Nyantri di UIN Walisongo Semarang

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *