Kaji Maulid 1440 H: “KAU BAGAIKAN REMBULAN DAN MENTARI”

Pujian ini merupakan tanda alam, terlukis sangat terasa dalam hati.

Walau biasanya hanya penyair dan santrawan yang dapat menangkap maknanya, ternyata apapun yang disematkan pada Nabi Muhammad Saw semua kalangan dengan ragam profesi merasakan sentuhannya.

“Bagai Bulan dan Matahari”

Saya berpikir, bulan dan matahari dirasakan oleh kita yang mendiami bumi. Ini maknanya bahwa bumi ini pada asalnya adalah gelap gulita. Tak ada siang dan malam, tak ada jenis pasangan dan tak ada jalan yang bisa dilalui. Dengan sinar matahari dan cahaya bulan, bumi ini menjadi terang benderang. Lalu, bagaimana dengan planet lain selain planet bumi? Untuk menjawabnya harus menelusuri kehidupan di luar angkasa.

Apakah ini maksudnya bahwa manusia di bumi saat itu benar-benar merasa dalam kegelapan?

Pada kenyataannya matahari dan bulan telah dicipta. Ini dapat dilihat pada kisah pencairan Tuhan oleh Nabiyallah Ibrahim AS. Matahari dan bulan telah dirasakan cahaya dan sinarnya oleh masyarakat secara hakiki.

Lalu kegelapan apakah sebenarnya dialami oleh masyarakat quraisy saat itu?

Bila dibaca sejarah kenabian, dakwah beliau berkait dengan ketuhanan,  perbudakan, penindasan Dan kemiskinan, martabat perempuan, dan kehidupan sosial keagamaan.

Sepintas kita dapat berkesimpulan bahwa:

Menuhankan berhala dan selain Allah adalah gelap.

Menguasai dan menganggap rendah orang lain adalah gelap.

Melemahkan orang lain dan membiarkan mereka tak punya kemandirian serta dalam tindasan ekonomi adalah gelap.

Merendahkan dan menjualbelikan kaum perempuan adalah gelap.

Memaksa kehendak dan mencaci maki keyakinan orang lain adalah gelap.

Semuanya dihapus, misi penghapusan dan perubahan itulah yang disebut keterangbenderangan. Maka kehadiran Nabi Muhammad Saw benar-benar bagaikan Bulan dan Matahari. (Sumenep,  23/11/18)

 

 

Asli Mandala Gapura Sumenep Madura Jawa Timur, Koordinator Perukyat Wilayah Madura, Pengabdi di IAIN Madura (dulu STAIN Pamekasan) , Mampir Tidur di Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar Pangarangan Sumenep, Pernah Nyantri di Asrama MAPK Jember dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bersandar di PMII dan NU, Ta'abbud Safari di RAUDHAH Masjid Nabawi dan Manasik Haji Mekkah (2014), Sekarang Nyantri di UIN Walisongo Semarang

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *