Manusia sungguh merupakan makhluk yang paling sempurna. Tapi dengan kesempurnaan ini seharusnya tidak membuat manusia lupa akan dirinya.
Untuk tidak lupa diri, maka harus selalu pertanyakan diri kita ‘Kamu Siapa’?.
Ada dua surat dalam al-Quran, yang bisa dijadikan pengangan. Surat ini sangat rinci menjelaskan asal usul manusia, yaitu surat al-Mukminun ayat 12-16 dan surat al-Haj ayat 5.
Mari kita kenali! Manusia berevolusi dalam 4 fase pralahir dan 3 fase pasca lahir.
PRA LAHIR
“AKU ADALAH NUTFAH”.
Nutfah adalah sperma. Sperma berasal dari saripati makanan yang dikonsumsi oleh orang tuaku. Dengan demikian, saya adalah berasal dari tetesan sperma, spermatozoa (beda dengan Nabiyallah Adam AS) yang berhasil mengejar sel telur (ovum) yang siap untuk dibuahi (4l-qiyamah 37, an-Najm 46 Dan at-Tariq 6-7), bagai binatang buas mengejar mangsanya. Aku adalah sperma yang memiliki tugas Melebihi generasi dengan sperma yang aku hasilkan. Karena itu selayaknya aku makan makanan yang berkualitas yang berasal dari makanan halalan thayyiba. Lulus dari sebuah sperma lalu aku:
“AKU ADALAH SEGUMPAL DARAH”
Segumpal darah, Allah menyebutku dengan ‘alaqah. Aku saling dan menempel pada dinding rahim ibuku. Tapi ada juga yang menyebutku dengan hati. Aku ditugasi memompa darah. Tapi aku akhirnya,
‘AKU ADALAH SEGUMPAL DAGING DAN TULANG’
Segumpal daging dan tulang, Allah menyebutku dengan mudgah dan lahma. Aku sangat lembut, bentukku seperti daging yang terkunyah karena aku telah memiliki jaringan otot yang disebut ‘lahm’. Setelah lengkap pertapaanku, maka:
‘AKU ADALAH JANIN’
Bentukku sempurna karena organ tubuhku lengkap dan roh sudah dijasadku. Orang menyebutku manusia yang masih bayi sesaat setelah aku keluar dari pertapaanku.
PASCA NATAL
‘AKU ADALAH BAYI’
Ibuku menjalani persalinan. Aku mulai merasakan suasana yang berbeda dengan sekelilingku. Dari sekelilingku yang sangat sempit menjadi luas. Aku langsung menangis karena kegembiraanku yang tak terhingga. Orang sekelilingku menyapa, ayo kenalilah Tuhanmu! Suara bapakku terdengar dengan tiupan suara Adzan dan iqamah.
Aku diajari segalanya oleh bapak-ibuku. Tak segan dan tak lelah semua yang bapak-ibu tahu disampaikanlah kepadaku, hingga aku bisa melakukannya sendiri.
Aku siap-siap atas tanggung jawabku karena aku mulai mengenali Tuhanku.
‘AKU ADALAH ORANG DEWASA’
Aku sudah mulai tahu kewajibanku yang nyata. Aku juga menuntut hak-hakku. Aku siap menghadapi segalanya dan bertanggung jawab sendiri. Aku punya modal fisik yang kuat dan dorongan non-fisik yang menggebu dan aku harus kendalikan.
Semua aku jalani, masa puber-remaja-dewasa, dengan senang hati bersama orang sekelilingku, aku bisa.
‘AKU ADALAH MANULA’
Aku sudah sampai pada puncak pengabdianku. Fisikku sudah mulai melemah dan memoriku sudah melambat “yuraddu”. Orang menyebutku sebagai lansia.
Aku sudah mulai sadar, dari asalku yang tidak ada menjadi ada, dapat melihat dan mendengar, memiliki anggota badan yang serba seimbang dan selaras. Aliran mengalir dari dan ke jantung melalui saluran arteri dan vena secara teratur. Ginjalku bekerja 24 jam membersihkan darah dari racun dan sampah-sampah metabolisme sekitar 750 liter perhari.
Kesadaranku sungguh terlambat, mengapa aku baru bertanya ‘siapa kamu’ saat aku sudah lanjut usia, tak berguna dan sia-sia. Sesaat lagi aku akan kembali ke asalku, menyatu dengan tanah di pojok-pojok kuburan yang sepi, sendirian. Semoga aku masih tergolong orang yang pandai bersyukur dan kembali kepada ALLAH swt. dengan khusnul khatimah. (Mandala, 24/11/18)