Bagi pengamal rukyat, awal syawal ditentukan berdasar hasil pengamatan hilal akhir bulan ramadhan 1445 H. Berikut data-data pendukung dalam pelaksanaan pengamatan hilal awal syawal 1445 H, yaitu:
- Waktu Terbenam Matahari
Waktu Matahari terbenam, paling awal pukul 17.38.35 WIT di Merauke, Papua; dan paling akhir pukul 18.46.48 WIB di Sabang, Aceh.
2. Ketinggian Hilal
Tinggi hilal berarti besar sudut yang dinyatakan dari posisi proyeksi Bulan di horizon-teramati hingga ke posisi pusat piringan Bulan berada. Tinggi Hilal positif berarti hilal berada di atas horizon pada saat Matahari terbenam. Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 9 April berkisar antara 4,88 derajat di Merauke, Papua; sampai dengan 7,63 derajat di Sabang, Aceh.
3. Elongasi Bulan dan Matahari.
Elongasi, adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari yang diamati oleh pengamat di permukaan Bumi. Elongasi geosentris di Indonesia saat Matahari terbenam pada 9 April berkisar antara 8,39 derajat di Merauke, Papua; sampai dengan 10,22 derajat di Sabang, Aceh.
4. Umur Bulan.
Umur bulan berarti selisih waktu terbenam Matahari dengan waktu terjadinya konjungsi. Pada saat Matahari terbenam 9 April, umur Bulan terdeteksi berkisar antara 14,30 jam di Merauke, Papua; sampai dengan 17,43 jam di Sabang, Aceh.
5. Kesimpulan.
Berdasarkan data-data komputasi tersebut dapat dipredikasi bahwa 1 Syawal 1445 H berpeluang besar serentak antara Pemerintah, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah yakni, Rabu, 10 April 2024.
Dr. H. Achmad Mulyadi, M. Ag. (Data diperoleh dari informasi BMKG bagian Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu)