Bumi berada pada posisi yang unik terhadap Matahari. Posisi tersebut dinamakan fenomena Aphelion. Aphelion merupakan titik dalam orbit suatu objek saat objek tersebut berjarak terjauh dari Matahari.
Sedangkan titik dalam orbit di mana objek berjarak terdekat dengan Matahari disebut perihelion. Kata aphelion berasal dari bahasa Yunani, ‘apo’ yang berarti menjauh, terpisah, dan Helios. Ini adalah apoapsis dari suatu objek dalam Tata Surya.
Orbit Bumi memiliki aphelion sekira tanggal 3 Juli, saat Bumi berjarak sekira 94,5 juta mil atau 152,1 juta kilometer dari Matahari. Karena adanya kalender Gregorian, bisa saja terjadi perbedaan satu atau dua hari.
Jadwal Aphelion dan Perihelion
Bentuk jalur edar bumi mengelilingi Matahari bervariasi karena pengaruh gravitasi dari objek-objek planet lainnya, terutama Bulan. Setiap 100.000 tahun, jalur orbit Bumi berubah dari hampir lingkaran menjadi elips.
Perbedaan bentuk orbit Bumi dari lingkaran sempurna dikenal sebagai eksentrisitas. Nilai eksentrisitas 0 mengindikasikan orbit yang lingkaran, sementara nilai antara 0 dan 1 menggambarkan orbit elips.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, berikut jadwal fenomena Aphelion dan Perihelion jika dilihat dari Indonesia:
Jadwal peristiwa ini dapat dilihat seperti berikut:
Tahun 2023:
- Tanggal Perihelion: 4 Januari 2023, Jarak: 147.098.925 km
- Tanggal Aphelion: 7 Juli 2023 Jarak: 152.093.251 km.
Tahun 2024
- Tanggal Perihelion: 3 Januari 2024, Jarak: 147.100.632 km
- Tanggal Aphelion: 5 Juli 2024, Jarak: 152.099.968 km.
Tahun 2025
- Tanggal Perihelion: 4 Januari 2025, Jarak: 147.103.686 km
- Tanggal Aphelion: 4 Juli 2025, Jarak: 152.087.738 km.
Tahun 2026:
- Tanggal Perihelion: 4 Januari 2026, Jarak: 147.099.894 km
- Tanggal Aphelion: 7 Juli 2026, Jarak: 152.087.774 km.
Tahun 2027
- Tanggal Perihelion: 3 Januari 2027, Jarak: 147.104.592 km
- Tanggal Aphelion: 5 Juli 2027, Jarak: 152.100.481 km.
DINGIN: SEBUAH FENOMENA BIASA DI PUNCAK KEMARAU
Saat aphelion ini tidak berpengaruh banyak pada kondisi cuaca dingin di permukaan bumi walaupun posisi matahari berada pada titik terjauh dari matahari.
Fenomena suhu udara dingin sebenarnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak pada musim kemarau (Juli-September) dan saat ini berarti Pulau Jawa hingga NTT berada pada posisi puncak kemarau.
Fenomena suhu udara dingin di tengah musim kemarau dirasakan di beberapa daerah beberapa waktu belakangan. Saat pagi suhu terasa sangat dingin atau biasa disebut bediding, namun saat siang hari cuaca berubah ekstrem menjadi panas menyengat.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, ini adalah fenomena alam yang normal dan sering terjadi di musim kemarau. Penyebabnya adalah karena minimnya jumlah awan saat musim kemarau, sehingga radiasi gelombang panjang yang ke angkasa tidak ada penahannya, otomatis udara jadi lebih cepat dingin. Karena tidak ada awan, radiasi gelombang pendek yang diterima dari matahari pada siang hari mengakibatkan malam hari tidak ada pemanasan.
Selain karena awan, faktor lain yang menimbulkan fenomena bediding ini adalah karena angin berhembus dari Australia yang sedang musim dingin ke Indonesia. Posisi semu matahari sekarang baru balik dari titik lintang utara kembali ke arah selatan, tapi masih di belahan bumi utara. Di Australia relatif menerima panas kurang karena musim dingin sehingga menambah suhu relatif dingin di Indonesia.
Fenomena tersebut akan berlangsung hingga bulan September mendatang karena di bulan Oktober sudah memasuki musim hujan. Matahari sekarang di utara, kalau September menuju ke ekuator di belahan bumi selatan. Posisi semu matahari pada tanggal 23 September berada di ekuator, sehingga Indonesia yang posisinya di lintang selatan dekat dengan ekuator mulai panas. Tanggal 24 September matahari sudah masuk ke zona selatan sehingga pengaruh suhu tidak lagi relatif dingin. a.
Kemudian terkait suhu dingin dalam beberapa hari terakhir suhunya di bawah 25 derajat saat pukul 05.00 WIB pagi. Namun ini masih jauh di bawah suhu normal yang dipantau BMKG Juanda dalam 30 tahun terakhir.
“Suhu normal yang dicatat BMKG Juanda bulan Juli terendah bisa 16 derajat. Artinya suhu beberapa hari lalu masih belum terendah, dan bisa lebih rendah lagi karena pernah 16 derajat Celcius dalam data 30 tahun BMKG Juanda”.
Malang, 09 Juli 2023