KRITERIA CUACA DALAM PENGAMATAN HILAL

Tulisan ini diringkas dari tulisan Retnawati dkk. untuk tambahan pengetahuan penulis tentang keadaan cuaca, yaitu sebagai berikut”

Cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca yaitu suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, angin dan curah hujan. Kondisi iklim tropis di Indonesia yang memiliki ciri yaitu suhu udara yang tinggi, kelembaban tinggi, dan curah hujan yang tinggi.

Cuaca cerah adalah cuaca yang menunjukkan langit dalam kondisi terang, sinar matahari memancar terang tetapi tidak begitu terasa panas. Pada saat cuaca cerah jumlah awan yang menutupi langit kurang dari separuh hingga separuh bagian langit dan tidak terjadi hujan.

Cuaca berawan menunjukkan bahwa di langit banyak terdapat awan yang terlihat berjalan karena didorong oleh angin. Awan merupakan kumpulan uap air yang terdapat di udara. Fenomena hujan terjadi karena adanya proses penguapan air di bumi oleh matahari. Uap air kemudian akan dibawa oleh angin hingga membentuk gumpalan-gumpalan awan. Ketika terbawa angin, awan-awan akan mengalami kondensasi, partikel-partikel uap air dari awan akan menjadi gumpalan-gumpalan air yang kemudian terjatuh ke bumi dalam bentuk tetesan air. Tetes air hujan memiliki diameter 0,5 mm dan intensitasnya lebih dari 1,25 mm/jam (Asdak, 1995).

Suhu udara merupakan keadaan panas atau dinginnya udara. Suhu udara terjadi karena dampak dari adanya radiasi panas matahari yang diterima oleh bumi. Pada hari yang cerah, radiasi cepat memanaskan daratan dan kemudian daratan memanaskan udara di atasnya. Pada malam yang cerah terjadi pula pelepasan panas yang berasal dari bumi yang menyebabkan terjadinya pendinginan dengan cepat di permukaan (Horn dan Trewartha, 1995).

Kelembaban udara digunakan untuk menyatakan banyaknya kandungan uap air dalam udara. Setiap saat ada uap air yang masuk dan dilepas oleh atmosfer. Uap air ditransfer ke udara melalui proses penguapan karena panas matahari. Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara setiap satuan luas bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut. (Arpan dkk, 2004).

Angin merupakan udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di permukaan bumi. Perubahan panas antara siang dan malam merupakan gaya gerak utama sistem angin harian, karena beda panas yang kuat antara udara di atas darat dan laut. Pada siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari (Arpan dkk, 2004).

Penentuan Kriteria Data diklasifikasikan dalam 3 kriteria KEADAAN CUACA, yaitu; cuaca cerah, berawan, dan hujan. Pembagian kriteria unsur cuaca diklasifikasikan menjadi 3 batasan kriteria yang diasumsikan berdasarkan dengan modus (nilai yang sering muncul) pada tiap jam bulan Mei, Juni, dan November, sebagaimana tertera pada tabel berikut:

 

REFERENSI:

Retnawati, Andi Ihwan, Muh. Ishak Jumaran, “Estimasi Keadaan Cuaca di Kota Pontianak Menggunakan Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Algoritma Hopfield” dalam Jurnal POSITRON, Vol. III, ISSN : 2301-4970, No. 2 (2013), 43 – 46.

Asdak C., Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995.

Arpan F, Galuh D, Sudjarwali, “Kajian Meteorologi Hubungan Antara Hujan Unsur-Unsur Cuaca”, Majalah Geografi Indonesia Vol 18 No.2, , 2004, Jakarta.

Horn, H,L dan Trewartha, T, GPengantar Iklim, Edisi Kelima, Yogyakarta., Gadjah Mada University Press, 1995.

 

Asli Mandala Gapura Sumenep Madura Jawa Timur, Koordinator Perukyat Wilayah Madura, Pengabdi di IAIN Madura (dulu STAIN Pamekasan) , Mampir Tidur di Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar Pangarangan Sumenep, Pernah Nyantri di Asrama MAPK Jember dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bersandar di PMII dan NU, Ta'abbud Safari di RAUDHAH Masjid Nabawi dan Manasik Haji Mekkah (2014), Sekarang Nyantri di UIN Walisongo Semarang

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *