MALAM NISFU SYA’BAN 1442 H: Penetapan & Praktiknya di Masyarakat

Malam nisfu Sya’ban merupakan malam yang istimewa. Keistimewaan malam tersebut karena Allah menganugerahkan kebebasan bagi hambanya yang celaka dari siksaNya dan bagi kekasihNya dari kehinaan. Karena itu, malam tersebut disebut juga Lailatul Baraah. (Abdul Qodir Jaelani: Ghunyah at-Thalibin, Juz 3, 283).

Bagaimana malam tersebut ditetapkan?

Penetapan malam nisfu Sya’ban berdasarkan malam awal bulannya, yakni awal bulan Sya’ban 1442 H. Menurut metode hisab-rukyat, penetapan awal bulan sya’ban didasarkan pada hasil hisab dan hasil rukyat. Sebagaimana bulan-bulan lainnya, penetapan awal bulan sya’ban didasarkan pada dua kriteria, yaitu wujudul hilal dan rukyatul hilal.

Secara hisab, posisi ketinggian hilal saat matahari terbenam tanggal 13 Maret 2021 dari Sabang sampai Merauke berkisar antara 0 derajat 33 menit di Papua Jayapura sampai 1 derajat 29 menit di DI Yogyakarta dengan sudut elongasi antara 4 derajat 42 menit sampai 4 derajat 46 menit.

Dari data hisab tersebut, dapat disimpulkan bahwa awal bulan sya’ban jatuh pada, pertama, 14 Maret 2021 karena hilal sudah dinyatakan wujud, kedua, 15 Maret 2021 berdasarkan istikmal karena hilal dalam praktiknya tidak berhasil diamati oleh para perukyat. Berdasarkan data ini pula, penetapan malam nisfu Sya’ban terjadi dua kali, yaitu malam Ahad atau malam tanggal 28 Maret 2021, dan malam Senin atau malam tanggal 29 Maret 2021.

Kita amati full moon berikut:

Dua malam tersebut terejawantah dalam prilaku masyarakat. Masyarakat terbagi menjadi dua komunitas, kelompok masyarakat yang melaksanakannya malam Minggu dan kelompok masyarakat yang melakukannya malam Senin.

Apakah yang mereka lakukan?

Dengan tanpa mendebat hujjah tentang amalan di malam nisfu Sya’ban, praktik amalan malam nisfu Sya’ban seakan sudah menjadi kesepakatan tradisi yang dilakukan tanpa sadar. Amalan yang mereka lakukan bermuara pada permohonan doa agar penutupan catatan perbuatan yang telah dilakukan satu tahun sebelumnya menjadi catatan yang baik dan diterima sebagai sebuah tambahan pundi pahala dan pembukaan catatan baru lebih baik dan berkualitas yang diridhoinya.

Dalam amalan tersebut, ada 4 rangkaian yang biasa dilakukan. Pertama, tausiyah sebagai pengantar yang berisi orientasi tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban oleh Kiai, Ustadz atau Pemimpin Jalsah. Kedua, pembacaan surat Yasin 3 kali, yang secara berurutan bermohon agar dikarunia panjang umur barokah hanya untuk ibadah, agar diberi rezeki yang halal dan melimpah untuk ibadah dan agar tetapnya Iman dan Islam selama hayat sampai bertemu dengan Sang Kuasa di akhirat. Ketiga, diakhiri dengan doa bersama agar harapan yang dipanjatkan dikabulkan. Kelima, meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan kepada orang tua, saudara, tetangga dan sahabat-handai taulan.

Sebagian masyarakat juga melanjutkan kegiatan permohonan dan doa munajad di tempat-tempat khusus, seperti ziarah maqbarah para ulama, bahkan rangkaian berdoa ini dilakukan oleh kelompok masyarakat sebuah desa di pantai, sebagaimana istighasah yang diadakan oleh warga NU masyarakat desa Grujugen Gapura berikut:

Malam nisfu Sya’ban tahun ini, saya melakukannya sambil menemani ibu tercintanya yang sedang terbaring di rumah sakit RSUD Sumenep tanpa istri dan anak. Alhamdulillah, seusai melaksanakan ibadah malam nisfu Sya’ban 1442 H dapat secara langsung memohon maaf pada Ibu tercinta, sekaligus bermohon akan kesembuhan nya segera.

Namun sayang saya tidak dapat mengamati bulan purnama malam nisfu Sya’ban di RSUD karena mendung, sebagaimana foto berikut:

Saya coba memotren bulan purnama hari berikutnya di rumah.

SALAM AMY,

Malam Senin, 29 Maret 2021, 00:19 WIB.

 

 

Asli Mandala Gapura Sumenep Madura Jawa Timur, Koordinator Perukyat Wilayah Madura, Pengabdi di IAIN Madura (dulu STAIN Pamekasan) , Mampir Tidur di Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar Pangarangan Sumenep, Pernah Nyantri di Asrama MAPK Jember dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bersandar di PMII dan NU, Ta'abbud Safari di RAUDHAH Masjid Nabawi dan Manasik Haji Mekkah (2014), Sekarang Nyantri di UIN Walisongo Semarang

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *