Pergantian bulan hijriyah adalah momen penting bagi pemburu hilal. Perburuan ini dilakukan secara perorangan atau organisasi. Mereka adalah para ahli falak dan ilmuan astronomi se antero Nusantara. Memang, menurut perhitungan astronomis, mengutip komputasi BMKG sebagaimana data berikut:
Menurut kriteria MABIMS belum memenuhi syarat karena hilal masih berumur dari 3.89 jam di Jayapura sampai 6.71 di Aceh, walaupun sebagian lokasi ketinggian hilal sudah di atas 2 derajat. Namun demikian, kendala utamanya adalah faktor cuaca, sebagaimana data berikut:
Untuk pengamatan hilal tanggal 13 Januari 2021 di Sumenep menurut info STAMET Kalianget, curah hujan begitu tinggi yakni 14.4 mili meter dan lama penyinaran matahari hanya 6.6 jam. Karena itu, tutupan awannya dipastikan 99 % dan ini terjadi di atas pukul 12 WIB. Matahari sudah tidak tampak sejak tengah hari. Dapat dilihat data Cloud Cover untuk Kabupaten Sumenep:
Berdasarkan data-data tersebut, dapat dipastikan hilal sulit berhasil dirukyat karena kecanggihan alat dan ketajaman mata tidak mungkin bisa diandalkan. Wallahu a’lam.