RUKYATUL HILAL AWAL MUHARRAM TAHUN BARU HIJRIYAH 1442

Secara nasional, hari Rabu Pahing, 19 Agustus 2020 (29 Dzulhijah 1441H) dianggap hari hisab, hari rukyat dan hari ijtimak. Dengan mempertimbangkan aspek astronomisnya, maka Tim Rukyat Lajnah Falakiyah PBNU, Tim Planetarium dan Observatorium Jakarta dan seluruh Tim pengguna Rukyat melaksanakan rukyat pada hari tersebut di mana posisi Bulan sudah melewati tahap ijtimak atau konjungsi.

Dari perspektif astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Muharam 1442 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 19 Agustus 2020. Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Muharam 1442 H, perlu memperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 19 Agustus 2020 tersebut.

Secara hisab, konjungsi awal Muharram terjadi pada hari Rabu, 19 Agustus 2020 M, pukul 02.41.28 UT atau 09.41.28 WIB atau 10.41.28 WITA atau 11.41.28 WIT. Di wilayah Indonesia pada tanggal 19 Agustus 2020, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.37.46 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.50.55 WIB di Sabang, Aceh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 19 Agustus 2020 di wilayah Indonesia.

Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 19 Agustus 2020 berkisar antara 2,61 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 5,00 derajat  di Sabang, Aceh. Sementara elongasinya saat Matahari terbenam pada 19 Agustus 2020 berkisar antara 4,87 derajat di Jayapura, Papua sampai dengan 5,96 derajat di Sabang, Aceh.

Adapun umur bulan di Indonesia pada tanggal 19 Agustus 2020 berkisar antara 5,94 jam di Merauke, Papua sampai dengan 9,16 jam di Sabang, Aceh. Lag saat Matahari terbenam di Indonesia tanggal 19 Agustus 2020 berkisar antara 13,94 menit di Merauke, Papua sampai dengan 24,47 menit di Sabang, Aceh. Dan FIB saat Matahari terbenam di Indonesia pada tanggal 19 Agustus 2020 berkisar antara 0,18% di Jayapura, Papua sampai dengan 0,27% di Sabang, Aceh.

Pada tanggal 19 Agustus 2020, dari sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam tedapat planet Merkurius dan bintang Regulus di sebelah Selatan bawah Bulan dengan jarak sudut lebih kecil daripada 5 derajat dari Bulan.

Kesimpulannya adalah apabila dianalisis menggunakan perhitungan astronomis (hisab), maka hilal “kemungkinan” dapat diobservasi (analisis MABIMS, minimal usia 8 jam dan hilal terbenam pukul 18:14:21,24 WIB. Dengan demikian, kesempatan pengamatannya adalah selama 20 menit 02,71 detik untuk mengamatinya sebelum akhirnya terbenam di ufuk mengejar matahari.

AKSI PERUKYAT

Para perukyat mengamati hilal dengan berbagai cara, aksi melihat langsung dengan mata telanjang, namun juga ada yang mengunakan alat. Aksi serentak ini dilaksanakan oleh lembaga pengamatan hilal baik  planetarium, observatorium, musollatorium maupun lokasi-lokasi yang telah dan lazim digunakan.

Dari aksi-aksi tersebut, mayoritas mereka hanya mampu mengabadikan citra matahari saat-saat menjelang terbenam. Dan hanya satu lokasi yang memberikan kesaksian atas keberadaan hilal yaitu lokasi Jombang. Berikut aksi mereka:

Lokasi Bondowoso

Lokasi Balai Rukyat NU Condrodipo

IAIN Madura

Lokasi Srengat Blitar

Lokasi Basmol Jakarta

Lokasi Jombang

 

Dari aksi-aksi tersebut, lokasi-lokasi yang tidak dapat menyaksikan hilal adalah sebagai berikut:

▶️ Selayar tak terlihat (kabut) ▶️ Makassar tak terlihat ▶️ Pamekasan tak terlihat  ▶️ Pekalongan tak terlihat (awan tebal) ▶️ Condrodipo Gresik tak terlihat ▶️ Bondowoso tak terlihat (awan tebal)  ▶️ Jember tak terlihat ▶️ Mataram tak terlihat (gerimis) ▶️ Bekasi tak terlihat (mendung) ▶️ Blitar tak terlihat (mendung) ▶️ Lembang tak terlihat (mendung) ▶️ Unisnu Jepara tak terlihat ▶️ Basmol Jakarta tak terlihat (mendung) dan ▶️ Lamongan tak terlihat. Secara meteorologis, gangguan yang menghambatnya adalah adanya kabut, awan tebal-tipis, awan gerimis, dan mendung.

Hanya lokasi Jombang lah yang berhasil melihat hilal sebagaimana data lokasi Jombang yaitu  ▶️ Ghurub 17:31 WIB (calculated), Matahari terakhir terlihat 17:27 WIB ▶️ Hilal terlihat 17:42 WIB selama +/- 30 detik ▶️ Hilal hanya kasat teleskop (teleskop Vixen VC200).

Lokasi Jombang ini, tepatnya berada di lantai 3 dibangun Pos Rukyatul Hilal Masjid Jamik Denanyar. Secara Geografis, lokasi ini berada di Lintang Selatan 7 derajat 32 menit dan Bujur 112 Derajat 13 menit 04.9 detik. sebagaimana gambar berikut:

Lokasi ini berada di tengah kota dengan ketinggian tempat 77 meter dpl. Batas ufuknya adalah 0 derajat perbukitan.

Dengan alat yang sederhana yaitu Theodolit, Kyai Mujayun bersama rombongan tercatat sudah 5 kali berhasil merukyat hilal. Ketua LFNU ini sudah lama mengasah kemampuannya dalam merukyat. Menurut pengakuannya sudah mulai merukyat sejak tahun 2007. Dari sisi kapabilitasnya, Kyai Mujayun memiliki pengalaman yang cukup untuk mengenali kondisi lingkungan sebuah lokasi pengamatan sekaligus cukup familier pada area terbenamnya hilal dan matahari setiap bulannya. Namun demikian, pengamatan hilalnya masih manual menggunakan kemampuan mata langsung dengan alat bantu theodolit, sehingga keberhasilannya belum dapat terkonfirmasi oleh teleskop dan tidak bisa olah citranya. Sedangkan dari aspek meteorologisnya adalah keberadaan cuaca yang menguntungkan yakni keberadaan cuaca cerah dari awal pengamatan sampai terbenam matahari.

Mengacu hisab hasil penyerasian/jama’i / haqiqy tadqiqy ‘ashri kontemporer NU, tinggi hilal saat ghurub untuk Jombang +3º 55’ dengan lama hilal 19 menit. Perukyat melihat dalam 11 menit pasca ghurub atas nama Mujayun, Ketua LFNU Kabupaten Jombang.

Atas dasar kesaksian perukyat Jombang lah, maka Awal tahun baru hiriyah ditetapkan tanggal 1 Muharram 1442 H oleh LFPBNU khususnya yakni pada hari Kamis, 20 Agustus 2020.

@Arsip Awal Bulan Muharram Tahun Baru Hijriyah 1442 H.

Asli Mandala Gapura Sumenep Madura Jawa Timur, Koordinator Perukyat Wilayah Madura, Pengabdi di IAIN Madura (dulu STAIN Pamekasan) , Mampir Tidur di Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar Pangarangan Sumenep, Pernah Nyantri di Asrama MAPK Jember dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bersandar di PMII dan NU, Ta'abbud Safari di RAUDHAH Masjid Nabawi dan Manasik Haji Mekkah (2014), Sekarang Nyantri di UIN Walisongo Semarang

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *