Dalam menentukan awal bulan hijriyah, kita dapat menentukannya melalui peristiwa ijtima’ atau konjungsi. Kapankah prediksi awal bulan Dzulhijjah 1441 H menurut Program AHC 2.21?
Pada tulisan ini kita akan mengamati hasil perhitungan Program AHC tersebut. Mari kita lihat hasil perhitungan berikut:
Gambar tersebut menampilkan sebuah perhitungan awal bulan Dzulhijjah 1441 H, yang menunjukkan bahwa ijtima’ atau konjungsi terjadi pada tanggal 20 Juli 2020 pukul 17.32.46 menurut waktu GMT. Apabila waktu tersebut dikonversi menurut waktu lokal (WIB), maka di Indonesia ijtima’ akan terjadi pada pukul 00.32.46 hari berikutnya yaitu tanggal 21 Juli 2020.
Dari waktu konversi tersebut menunjukkan bahwa untuk lokasi di Indonesia belum terjadi ijtima’ pada tanggal 20 Juli 2020. Karena itu, apabila dilakukan pengamatan hilal pada tanggal tersebut, maka hilal tidak akan dapat dilihat karena belum terjadi ijtima’ sebagaimana ditunjukkan dengan warna merah pada gambar tersebut.
Untuk itu, dalam konteks lokasi di Indonesia kegiatan pengamatan hilal baru bisa dilakukan hari berikutnya, yakni selasa, 21 Juli 2020 dengan prediksi sebagaimana gambar berikut:
Dari tiga kriteria saja (dalam gambar) menunjukkan bahwa hilal kemungkinan besar dapat diamati pada hari selasa tersebut karena fakta hasil perhitungan ketinggian hilal telah menunjukkan posisi 7 derajat 28 menit, sudut elongasi 8 derajat 42 menit, umur hilal 16 Jam 51 menit, beda azimuth 2 derajat 35 menit dan beda terbenam 45 menit.
Dengan demikian, berdasarkan kriteria tersebut kemungkinan besar hilal akan dapat diamati sehingga dapat dipredikasi bahwa awal bulan Dzulhijjah akan jatuh pada tanggal 22 Juli 2020 dan tanggal 10 Dzulhijjah 1441 H akan jatuh tanggal 31 Juli 2020. Namun demikian keputusan resmi awal bulan sekaligus penentuan 10 Dzulhijjah 1441 H sebagai waktu pelaksanaan hari raya Idul Adha tetap menunggu hasil keputusan sidang istbat Kementerian Agama RI untuk perayaannya secara bersama-sama.
@Savedzulhijjah 1441.