PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1441 H DALAM BERBAGAI KRITERIA

Hasil perhitungan AHC 2.2 dapat tergambar sebagaimana berikut:

 

  1. Kriteria Rukyat Visibilitas Hilal.

Teori Visibilitas Hilal yang dipedomani saat ini sudah diformulasi oleh para ahli astronomi pada aktifitas pengamatan hilal international (dikenal dengan ICOP). ICOP (Islamic Crescent Observation Project) berpusat di Yordania. Teori ini berdasar pada kira-kira 700 lebih hasil observasi hilal yang valid. Teori ini mengkonsepsikan bahwa hilal hanya mungkin sanggup dirukyat dengan jarak sudut elongasi bulan dan matahari sekurang-kurangnya 6,4° (sebelumnya 7° yang dikenal sebagai “Limit Danjon”). Kurva Visibilitas Hilal sebagai hasil perhitungan teori tersebut mengindikasikan bahwa untuk daerah Katulistiwa (Indonesia), hilal baru mungkin sanggup dirukyat dengan memanfaatkan mata telanjang sekurang-kurangnya pada ketinggian di atas 6°. Di bawah ketinggian tersebut sampai ketinggian di atas 4° diperlukan alat bantu penglihatan seperti teleskop dan sejenisnya.

Melihat wilayah Indonesia menurut peta visibilitas di atas sesuai dengan teori visibilitas hilal maka semua wilayah Indonesia kemungkinan besar hilal dapat dirukyat pada hari Sabtu 23 Mei 2020 karena  ketinggian hilal sudah mencapai 6 derajat 15 menit 42 detik dan elongasi Matahari-Bulan telah mencapai 7 derajat 9 menit 8 detik.

  1. Kriteria Hisab Imkanur Rukyat.

Pemerintah RI melalui pertemuan menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) memutuskan beberapa syarat, yang disebut Imkanur rukyat untuk digunakan sebagai dasar penentuan awal bulan secara resmi pada Kalender Islam negara-negara tersebut. Kriteria ini mensyaratkan beberapa hal berikut:

  • Saat matahari terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang dari 2° dan,
  • Jarak lengkung Bulan-Matahari (sudut elongasi) tidak kurang berasal dari 3°, atau
  • Saat bulan terbenam, usia Bulan tidak kurang berasal dari 8 jam setelah konjungsi/ijtimak.

Kriteria inilah yang menjadi pedoman Pemerintah RI untuk menyusun kalender Taqwim Standard Indonesia, dan digunakan dalam penentuan hari libur nasional secara resmi.

Dengan beberapa syarat tersebut ketetapan Sidang Isbat Penentuan Awal Bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah “bisa ditebak hasilnya”. NU dan Ormas Persatuan Islam (Persis) belakangan sudah mengadopsi beberapa syarat ini sebagai dasar penetapan awal bulannya.  Namun demikian, beberapa syarat ini hanya dipakai oleh Indonesia dan Malaysia, sedangkan Singapura memanfaatkan Hisab Wujudul Hilal dan Brunei Darussalam menggunakan Rukyatul Hilal berdasar Teori Visibilitas.

Menurut hasil komputasi dan peta ketinggian hilal dalam gambar di atas, pada hari pertama ijtimak syarat Imkanur rukyat MABIMS sudah terpenuhi sehingga awal bulan syawal 1441 H akan jatuh pada minggu, 24 Mei 2020.

  1. Menurut Kriteria Hisab Wujudul Hilal.

Muhammadiyah dalam penyusunan kalender Hijriyah baik untuk keperluan sosial maupun ibadah (Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah) memanfaatkan beberapa syarat berdasar “Hisab Hakiki Wujudul Hilal”.

Kriteria ini mempersyaratkan terpenuhinya tiga kondisi, yaitu: pertama, sudah terjadi ijtimak (konjungsi), kedua, ijtimak tersebut terjadi sebelum matahari terbenam, dan ketiga, pada waktu terbenam matahari piringan atas bulan berada di atas ufuk yang menandakan bahwa bulan baru sudah wujud.

Ketiga kondisi ini digunakan secara kumulatif, yang mensyaratkan ketiga kondisi tersebut terpenuhi sekaligus.j Karena itu, jika setelah terjadi ijtimak, bulan terbenam setelah terbenamnya matahari maka malam itu ditetapkan sebagai awal bulan hijriyah tanpa memandang berapapun sudut ketinggian bulan waktu matahari terbenam.

Berdasarkan  hasil komputasi dan peta ketinggian hilal dalam gambar di atas menunjukkan bahwa posisi hilal saat matahari terbenam di sebagian besar wilayah Indonesia maka telah mengisyaratkan terpenuhinya syarat wujudul hilal, sehingga awal bulan syawal 1441 H ditetapkan jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020.

Dengan demikian, berdasarkan elaborasi beberapa analisa terhadap ragam kriteria penetapan awal bulan syawal 1441 H, maka dapat disimpulkan bahwa awal Syawal 1441 H akan jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020. Namun demikian, penetapannya perlu menunggu hasil sidang istbat Kementerian Agama RI.

@Memorisyawal1441U

@belajaruntukkoleksi

Asli Mandala Gapura Sumenep Madura Jawa Timur, Koordinator Perukyat Wilayah Madura, Pengabdi di IAIN Madura (dulu STAIN Pamekasan) , Mampir Tidur di Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar Pangarangan Sumenep, Pernah Nyantri di Asrama MAPK Jember dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bersandar di PMII dan NU, Ta'abbud Safari di RAUDHAH Masjid Nabawi dan Manasik Haji Mekkah (2014), Sekarang Nyantri di UIN Walisongo Semarang

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *