PERIGEE CORONA SUPER PINK MOON

Peristiwa bulan purnama April kali ini dikenal dengan sebutan super pink moon. Fenomena ini terjadi pada Rabu (8/4) dini hari pukul 01.08 WIB (Jakarta, CNN Indonesia) dan dapat dinikmati sampai terbit fajar pada hari Kamis (9/4). Perigee Super Pink Moon  adalah bulan purnama yang terbesar sepanjang tahun 2020. Menurut Lapan, purnama terbesar ini terjadi karena bulan berada di belakang Bumi (jika dilihat dari Matahari) sehingga wajah bulan sepenuhnya diterangi cahaya matahari. Dan jika dihitung jarak Bumi dengan Bulan adalah 357.035 Km (0,997 x jarak rata-rata Bumi – Bulan) dengan ukuran diameternya mencapai 33,47 menit busur (@lapan_ri).

Penamaan Super Pink Moon diambil dari bunga-bunga yang mulai bermekaran. Nama tersebut utamanya diambil dari bunga Wild Ground Phlox yang mekar April ini. Penamaan ini sebenarnya sedikit mengecoh, karena bulan tak akan benar-benar tampak berwarna pink, namun, sedikit berwarna oranye. Semburat warna oranye ini terjadi ketika bulan baru terbit dan terpengaruh oleh kondisi atmosfer Bumi. Nitrogen dan oksigen di atmosfer menjadi filter kebiruan sehingga akan menimbulkan tampilan efek oranye pada bulan yang bercahaya putih. Efek ini serupa dengan semburat oranye yang terjadi ketika mengalami sunset (matahari tenggelam) (Jakarta, CNN Indonesia).

Fenomena super pink moon saat ini, hemat saya, dapat juga kita sebut Super Corona Pink Moon atau Perigee Corona Super Pink Moon. Nama ini patut kita sematkan  karena saat perigee bulan bertepatan dengan merebaknya Pandemi Wabah Novel Corona 2019 (Covid 19). Virus yang seharusnya patut menjadi peringatan bagi kaum manusia karena sudah menyembar pada seluruh negara di dunia, dengan 3 tertinggi kasus terbesar, yaitu : Amerika Serikat: 426.300 kasus (14.622 orang meninggal dunia, dan 22.233 orang sembuh),  Spanyol: 148.220 kasus (14.792 orang meninggal dunia, dan 48.021 orang sembuh),  Italia: 139.422 kasus (17.669 orang meninggal dunia, dan 26.491 orang sembuh). Secara detail jumlah angka kasus terinfeksi Covid-19 telah mencapai lebih dari 1,5 juta (Wolrdometers, Kamis pagi, 9/4/2020), angka kasus pasien positif Covid-19 sebanyak 1.508.224 orang dan angka kematiannya sebanyak 88.280 orang serta mereka yang sembuh berjumlah 329.542 orang.

Fenomena perigee corona super pink moon ini terjadi saat masyarakat muslim yang sedang melaksanakan Nisyfu Sya’ban 1441 H di rumah. Tradisi ritual yang diselenggarakan setiap tahun dan diyakini sebagai batas akhir dan bermulanya pencatatan amalan manusia. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh umat Islam untuk memohon kepada Allah Swt. (pembuat-penyebar dan pelenyap virus) agar wabah pandemi ini segera berakhir.

Waktu yang sangat tepat ini pula, saya jadikan momentum untuk bermunajat, beristighfar dan bermohon serta saling maaf memaafkan, sekaligus saya memanfaatkannya untuk mengamati dan mengenalkan fenomena bulan purnama perigee.

Fenomena yang dilihat dengan menggunakan teleskop ioptron (pengalaman kedua setelah venus) ini menampilkan purnama yang sangat menakjubkan, subhanallah. Bahkan pada saat-saat bulan purnama megalami mendung.

Walaupun tracking saya kali ini sedikit terkendala oleh kondisi ioptron, yang sebelumnya tidak dapat berakhir sempurna (berarkhir oleh pemadaman listrik). Namun setelah disetting kembali, saya dapat menggunakannya kembali secara normal.

Pada kesempatan tracking saya kali ini terasa sangat istimewa karena kehadiran Bapak saya KH. Miftahul Arifin, juga bersedia melihat keagungan Allah Swt atas fenomena bulan purnama dengan hasil karya putranya kali ini. Saya merasa ilmu saya ini sangat bermanfaat bagi orang tua dan keluarga.

Saya mulai tracking pukul 20.30 Wib, dan kemudian saya akhiri pukul 22.00 Wib karena persiapan untuk berpuasa hari esoknya. Akhirnya, saya rangkum tracking ioptron kali ini dengan menggunakan kolase foto berikut:

@Sya’ban 1441 H/8 April 2020, Mandala Sumenep Jatim, 21.18 Wib.

Asli Mandala Gapura Sumenep Madura Jawa Timur, Koordinator Perukyat Wilayah Madura, Pengabdi di IAIN Madura (dulu STAIN Pamekasan) , Mampir Tidur di Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar Pangarangan Sumenep, Pernah Nyantri di Asrama MAPK Jember dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bersandar di PMII dan NU, Ta'abbud Safari di RAUDHAH Masjid Nabawi dan Manasik Haji Mekkah (2014), Sekarang Nyantri di UIN Walisongo Semarang

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *