Tema: Meneladi Rasulullah Saw.
Mubassyir: KH. Nuruddin Hasbullah Sampang
Hiburan: AlBanjari
Ceramah diawali dengan penyampaian tentang durasi ceramah. Harapannya bahwa mengaji tak kalah mulyanya dan tinggi derajatnya dibanding dengan melakukan ibadah.
Menarik cara penyampaiannya, Kyai membandingkan pahala 1000 rakaat dan ngaji 1 jam.
Isi Ceramah:
Lahirnya Nabi membawa perubahan dunia:
Pertama, egalitarianisme. Perlakuan sama antara kaya-miskin, posisi perempuan dalam keluarga terhormat (atanak, asapoan ben nyassa mestena tugasnya reng lake, ning sakeng tak apangrasa ka tugassa benyyak ngonjuk lajengan). Karena tugas2 perempuan berat: gandung, rembik, nyosoe. Semua tugas ini adalah tugas berkelas, maka selain tugas ini adalah tugas laki2. Untuk itu, jika yang terjadi sebaliknya banyak minta maaf pada perempuan.
Kedua, perlunya etika dalam pendidikan. Dalam konteks ini, Kyai Nuruddin menyoroti akhlak orang tua para guru anaknya. Sangat tidak berakhlak apabila orang tua menghukum guru anaknya dalam proses pembelajaran. Tirulah Rasulullah karena beliau pemilik akhlak agung.
Ketiga, penyambung komunikasi dengan sang Kholik adalah Salat dan Salawat. Salat adalah simbol ketaatan yang membawa ketenangan di dunia apalagi di akhirat dan salawat adalah simbol ketaatan yang menyebabkan dapatnya syafaat di akhirat.
Keempat, hormati dan mulyakan orang tua. Dalam konteks ini dikisahkan secara dialogis penghormatan Nabi Ismail As kepada Nabi Ibrahim As.
Kelima, berdamailah dan rukun dengan tetangga. Banyak prilaku atau sunnah Nabi yang menyiratkan begitu besar barokahnya apabila kita rukun dan damai dengan tetangga. Janganlah terprovokasi dengan situasi apapun yang menyebabkan tidak kompak dengan tetangga
Ikhtitam:
Nabi adalah teladan dalam seluruh sendi kehidupan manusia. Betapa banyaknya alquran mengharuskan kita untuk bercermin kepada kepribadian Nabi yang berbudi dan berakhlak agung baik dalam hubungan ilahiyah, insaniyah maupun kauniyah.
#maulidurrasul
#shallualannabiy