BERMULA DARI PETAK UMPET DESA MANDALA

Semoga “PETAK UMPET DESA MANDALA” sukses dengan damai.
Saya sudah melaksanakan kewajiban dan pastinya amanah itu akan diperoleh oleh pemilik suara terbanyak.
SELAMAT pada pemenangnya, yakni masyarakat Desa Mandala secara keseluruhan.

#Analisa Performansi Calon:

Sama2 berpeci hitam.
Sama2 berbaju putih serasi dengan ketua Panitia.
Sama2 bersarung merah bergaris biru.
Sama2 tidak menggunakan alat bantu kacamata.

#Kesimpulan:
Calon Kompak mengisyarakatkan ajakan kompak untuk masyarakatnya.

Analisa Pengembangan

Perhelatan petak umpet ini bukan agenda mainan, sebagaimana pernyataan tim sukses para calon. Kegiatan periodik 4 tahunan ini seyogyanya dijadikan sebagai alat pengukur kebutuhan masyarakat secara menyeluruh oleh pemerintah kabupaten sebagai penanggung jawabnya. Seharusnya dimulai dari pertanyaan, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat desa?

Pemerintah Kabupaten ini harus mendapatkan hal berharga dari hasil “petak umpet” (pemilihan serentak untuk mendapatkan pemimpin terbaik) hari ini. Untuk itu, hasilnya seharusnya menjadi kontribusi dalam pengambilan kebijakan para anggota Legislatif dan Eksekutif.
Bisakah? Bisa selama pemilihnya adalah “PCNU-MWCNU-PRNU” menjadi Slogannya yakni “pemilih cerdas, wawasannya cemerlang, ramah dan tentu ‘no uang’.

 

PESAN GENERAL ‘PETAK UMPET’

“sakit karena kalah-senang karena menang. Adakah yang sakit karena menang dan senang karena kalah?”

Dalam tulisan ini perlu dipahamkan bahwa pengambilan 2 kata ini di samping tepat bila menjadi singkatan, juga pesannya luar biasa mendamaikan.

APA sih permainan Petak Umpet?
Petak umpet adalah sejenis permainan anak “cari dan sembunyi” yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang dan umumnya dilakukan di luar ruang. Setelah sepakat dengan undian, maka yang kalah berposisi sebagai kucing dan yang lain bersembunyi dalam batas waktu hitungan si kucing (biasanya: nempel ke gedung sambil menghitung 1 sampai 5). Teman yang bersembunyi dan diketahui pertama kali, maka dialah yang menjadi kucing berikutnya. Namun ada aturan bahwa sandra kucing berikutnya menjadi batal apabila temen yang bersembunyi dapat menyelinap menyentuh tiang penunggu yang disepakati.
Bila dipahami cara permainan ini bisa melatih anak beradu kecerdasan, kecermatan, dan kejelian. Anak-anak dilatih berpikir mencari tempat yang tepat untuk bersembunyi dan bagaimana cara bersembunyi untuk menghindar dari orang mencarinya. Permainan ini juga menjadikan anak lebih kuat dan tangkas secara fisik. Selain itu memberikan pendidikan pada anak untuk bermain sportif, jujur, dan kreatif.

Dari cara permainan ini, saya bisa membaca perhelatan pilkades serentak di Sumenep ini. Pertama, pilkades adalah kegiatan di luar ruangan. Karena di luar ruangan cara menemukan simpati masyarakat tak berbatas waktu. Ada yang sejak pilkades sebelumya tapi ada juga yang menunggu kinerja kades petahana dan bahkan usaha berdarah2 dihabiskan saat malam pencoblosan. Kedua, menjunjung tinggi kejujuran dan tidak ada toleransi kecurangan. Ini pesan yang sepertinya lebih banyak diindahkan dalam pilkades. Kejujuran seringkali terinjak2 dan kecurangan selalu didengungkan, dan ini seringkali NY at a tapi tidak dapat dibuktikan. Karena itu, perlu adanya wawasan masyarakat tentang pilkades yang bermoral dan beretika. Ketiga, bersalaman setelah permainan. Pesan ini yang paling sulit dilakukan. Padahal perhelatan pilkades, substansinya adalah permainan, yang diniatkan secara hakiki memilih pemimpin terbaik. Karena itu, pesan ketiga ini harus dikaitkan dengan pesan kedua. Apabila pesan kedua terabaikan atau bahkan dilanggar, maka pesan ketiga ini sudah pasti sulit dilakukan, apalagi ditambah dengan euforia kemenangan dengan menyusun bahasa dan kata sebagai bentuk sebuah kesombongan. Jika ini yang terjadi, maka kedamaian dalam masyarakat terancam dan permusuhan akan bertahan sampai pilkades berikutnya.

Namun demikian, sukses dan tidaknya perhelatan ini bergantung pada keluasan moralitas, wawasan dan kecerdasan pemilih. Karena itu, pemilih cerdas akan mendapatkan pemimpin yang cerdik dan mencerdaskan pula.

PETAK UMPET ‘PCNU-MWCNU-PRNU’

Empat kata ini hanya otak atik matuk. Jangan dibaca sekilas, bukan Pengurus Cabang, Majelis Wakil Cabang atau Pengurus Ranting NU. Judul itu saya buat hanya untuk memimpikan hasil terbaik pada agenda penting pilkades 7 November 2019 mendatang, khususnya di Sumenep. Media sosial menjadi sarana terbaik memahami calon dan sekaligus menverifikasi realitas integritas dan kapabilitas si calon.
Datanglah ke bilik pemungutan suara, gunakan suara kita se amanah mungkin.
Saya hanya berpesan kata dalam tulisan ini:

#PETAK #UMPET

Pemilu serentak untuk mendapatkan pemimpin desa terbaik.

Bagaimana caranya?

#PCNU
Pemilih Cerdas No Uang

#MWCNU
Memiliki Wawasan Cerdas No Uang

#PRNU
Pemilih Ramah No Uang

Pesan dari PCNU, MWCNU dan PRNU adalah kita sebagai pemilih harus cerdas, cemerlang, ramah dan tidak menerima uang.

#Pesanmoral
#Masyarakatberdaya

#7Nov2019
#PETAK=Pemilihan serentak
#UMPET=Untuk memilih pemimpin terbaik.
#Damai & #Amanah
#AMIN🤲🏾🤲🏾🤲🏾

Asli Mandala Gapura Sumenep Madura Jawa Timur, Koordinator Perukyat Wilayah Madura, Pengabdi di IAIN Madura (dulu STAIN Pamekasan) , Mampir Tidur di Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar Pangarangan Sumenep, Pernah Nyantri di Asrama MAPK Jember dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bersandar di PMII dan NU, Ta'abbud Safari di RAUDHAH Masjid Nabawi dan Manasik Haji Mekkah (2014), Sekarang Nyantri di UIN Walisongo Semarang

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *