Kali ini saya mendapat kehormatan dan kepercayaan tunggal oleh Keluarga Besar dr. Muhammad R. Rezqi Hariyanto: menjadi pembuka dan pemandu, sambutan atas nama Tuan Rumah, penceramah sekaligus penutup acara walimatul aqiqah anaknya : Qonita Az-Zahra Wahyu Hariyanto.
بارك الله لك في الموهوب لك ،وشكرت الواهب، وبلغ أشدهُ، ورزقت برهُ
Sebagai pencerah agama, saya mengupas sebuah hadis yang berisi sisi kehidupan Abu Talhah dan Umu Sulaim. Dari hadis ini saya sebenarnya ingin mengulas dua hal penting, yaitu TAHNIAH dan TAHNIK. Akhirnya saya hanya mengajak mengingat tentang TAHNIAH, yaitu ucapan selamat yang diberikan kepada sebuah keluarga yang mendapatkan kebahagiaan karena amanah anak yang dilahirkan. Karena Tahnik belum saya sampaikan maka saya abadikan dalam tulisan ini. Siapa Abu Talhah dan Umu Sulaim ini? Akan diulas pada tulisan yang lain.
Riwayat tentang sisi kehidupan Abu Talhah dan Istrinya diceritakan pada hadis Bukhari (minimal yang saya baca ini yang menarik disampaikan). Saya menyimpulkan ada teladan baik Nabi Saw. dalam memberi asupan pada bayi yang baru dilahirkan. Teladan ini saya sebut dengan istilah TAHNIK.
Lengkap kisahnya sebagaimana berikut:
Suatu ketika Abu Talhah bepergian (hadis tidak menyebutkan kemana Abu Talhah melakukan safar) pada saat anaknya dalam keadaan sakit. Sekembalinya di rumah (setelah terbenam matahari), Abu Talhah menanyakan kondisi anaknya. Istrinya, Umu Sulaim, menjawab bahwa anaknya tenang lebih tenang dari sebelumnya. Kemudian, -sebagai istri yang solihah dan setia-, ia mengajak makan malam. Setelah selesai, baru si istri ini menyampaikan kondisi anak yang sebenarnya bahwa anaknya telah wafat karena sakitnya, dan menyuruh Abu Talhah untuk menguburkannya.
Kejadian dan suasana keluarga ini sangat memilukan, akhirnya Abu Talhah datang ke Rasulullah Saw menyampaikan kesedihan yang dialaminya. Lalu Nabi Saw, bertanya: Apakah kamu telah tidur bersama istrimu semalam? Jawabnya: Benar. Nabi Saw lalu mendoakan mereka: Semoga Allah memberkati malam mereka berdua dan berpesan jika kelak lahir seorang anak untuk membawanya kepada Rasul Saw sebelum diberi air susu ibunya.
Ringkas cerita lahir seorang anak, lalu Abu Talhah membawanya kepada Rasul Saw. Nabi Saw bertanya, apa kamu membawa kurma? Jawabnya: Iya. Nabi Saw mengambilnya tiga butir lalu mengunyahnya. Kemudian Nabi Saw. mentahniknya, yaitu mengoleskan kunyahan kurma kepada si bayi. Akhirnya si bayi diberi nama Abdullah kemudian dibawa pulang.
Terdapat 4 riwayat hadis yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari menceritakan tentang Tahnik ini yakni riwayat Aisyah, Abi Musa, Asma’ binti Abi Bakar dan Anas bin Malik. Dari 4 riwayat tersebut disebutkan bahwa Sahabat Abdullah bin Zubair (putra Asma binti Abu Bakar radiyallah ‘anhuma) lah yang pertama di tahnik oleh Nabi Saw.
Ada banyak hal yang bisa kita simpulkan kemudian teladan sisi kehidupan Abu Talhah ini.
Pertama, seseorang yang dalam kehidupan keluarganya diberi ujian kesedihan khususnya kematian anak, apalagi kemudian kegagalan itu selalu berulang, maka perlu memohon berkah doa terhadap orang yang dalam kacamata manusia dekat dengan Allah Saw. untuk memperoleh amanah anak kembali.
Kedua, Jangan ada keputusasaan dalam hal memohon amanah karunia anak, maka tetaplah berusaha melakukan hubungan suami-istri sampai kapanpun.
Ketiga, anjuran memberikan asupan kunyahan atau saripati kurma (secara tekstual) atau sesuatu yang kaya gizi yang menurut temuan dokter lebih baik (secara kontekstual) sebelum seorang anak mendapatkan air susu ibunya. Inilah yang disebut Tahnik.
Keempat. Secara tekstual, sahabat Asma’ binti Abu Bakar menyatakan bahwa awal mula sesuatu yang masuk pada perut Abdullah bin Zubair adalah ludah Rasulullah Saw.
#Perumahan Bangkal, 2 September 2019.