BERGURU PADA MATAHARI

Allah meyakinkan kita dengan dua istilah yang berbeda dalam konteks cahaya untuk matahari dan bulan, dhiya’ untuk matahari dan nur untuk bulan. Para ilmuan astronomi memahami bahwa fenomena ini menunjukkan sifatnya yang berbeda. Dhiya sebagai pertanda kemandirian dan nur sebagai makna ketergantungan. Maknanya, matahari menjadi bintang yang menghasilkan energinya sendiri dan bulan menjadi planet bergantung pada matahari, karenanya ia hanya memantulkan sinar matahari. Sinar matahari menunjukkan bahwa pada galaksi ini mataharilah yang menjadi pusat tatasurya, dari alam semesta dan benda-benda langit yang mengitarinya. Fenomena ini dikenal dengan istilah heliosentrisme.
Gerak harian bulan dan matahari, terbit di ufuk timur dan terbenam di ufuk barat sesungguhnya adalah gerak semu, akibat dari bumi yang bergerak. Bumi berotasi pada porosnya 1 kali dalam 24 jam sehingga siang-malam silih berganti dan benda-benda langit tampak terbit dan terbenam. Sesungguhnya, tak hanya bumi yang berotasi, bulan dan mataharipun beredar pada porosnya. Bulan mengorbit bumi, sementara bumi mengorbit matahari dan matahari mengorbit pusat galaksi.

Mampukah kita mengambil ibarat seperti matahari yang dapat bersinar dan memantulkan sinarnya bagi planet lain? Sesungguhnya sinar matahari tidak hanya dibutuhkan bulan untuk memantulkan cahaya pada malam hari, akan tetapi makhluk lain pun, manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan menghawatirkannya apabila sinarnya tidak lagi terlihat di bumi karena keberlangsungan hidupnya bergantung pada eksistensi sinarnya yang dipancarkan setiap waktu di bumi ini. Mandala, 16/5/2019)

#tadaburalam
#tafakkurmataharidanbulan

Asli Mandala Gapura Sumenep Madura Jawa Timur, Koordinator Perukyat Wilayah Madura, Pengabdi di IAIN Madura (dulu STAIN Pamekasan) , Mampir Tidur di Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar Pangarangan Sumenep, Pernah Nyantri di Asrama MAPK Jember dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bersandar di PMII dan NU, Ta'abbud Safari di RAUDHAH Masjid Nabawi dan Manasik Haji Mekkah (2014), Sekarang Nyantri di UIN Walisongo Semarang

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *