Kalender Miladi disebut juga kalender Masehi. Kalender ini merupakan kalender yang diadopsi dari kalender Romawi. Kalender miladi mengalami perubahan beberapa kali, baik dari segi sistem, nama bulan, maupun jumlah harinya.
Secara historis, sebelum kaisar Julius berkuasa di Romawi, kalender miladi memakai sistem Lunisolar, yakni kalender berdasarkan pada peredaran matahari dan bulan. Tujuh bulan dari 12 bulan kalender Romawi berjumlah 29 hari, sedangkan 4 bulan lainnya berjumlah 31 hari serta satu bulan yang berjumlah 28 hari, sehingga dalam satu tahun berjumlah 355 hari. Untuk menyerasikannya
Adapun urutan bulan Romawi yg menjadi cikal-bakal kalender miladi tersebut sebagai berikut :
1. Martius,
2. Aprilis,
3. Maius,
4..Junius,
5. Quintilis,
6. Sixtilis,
7. September,
8. October,
9. November,
10. December,
11. Januarius,
12. Februarius.
Bulan Martius merupakan bulan ke-1 karena pada saat itulah matahari melintasi buruj Haml yakni pada tanggal 21 Martius. Dengan kata lain, nilai deklinasi matahari pada saat itu adalah 0° derajat.
Kemudian pada tahun 153 SM Pontivex Maximus, ketua DPR Yunani merubah dan menetapkan bulan ke 11 (Januarius) menjadi bulan pertama, disusul bulan berikutnya berurutan sehingga bulan ke-6 Sixitilis (six=6
Julius Caesar menjadi raja Romawi tahun 63 SM. Pada tahun 47 SM Julius Caesar melakukan lawatan ke Mesir. Dalam lawatannya di Mesir tersebut Julius mendapat banyak masukan mengenai perkalenderan dari astronom Mesir, sehingga sekembalinya dari Mesir Julius berinisiatif untuk menjadikan peredaran matahari murni sebagai patokan kalender untuk memudahkan masyarakat dalam mengetahui musim tanam maupun musim panen serta perayaan ritual. Akhirnya pada tahun 47 SM bersama pakar astronomi Yunani, Sosigenes merubah sistem kalender yang semula berpatokan pada perpaduan gerak matahari dan bulan ke sistem yang berbasiskan gerak matahari semata. Satu tahunya 365 hari pada tahun pendek (Basithoh) 366 hari pada tahun panjang yang terjadi 4 tahun sekali.
Untuk mengenang dan mengabadikan jasa Julius maka atas usul Mark Anthony bulan ke- tujuh (bulan Quintilis) diganti/
Setelah beberapa abad berjalan ternyata kalender Julian tidak sesuai dengan kondisi musim dan posisi matahari saat melintasi buruj Haml seperti yang di harapkan Julius Caesar. Maka pada saat kaisar Augustus berkuasa, kalender Julian dikoreksi dengan mengambil tahun-tahun kabisat mulai dari tahun 8 SM sampai tahun 8 M dan menjadikan tahun 8 M menjadi tahun kabisat/tahun panjang (366 hari). Serta mengganti bulan ke 8 (bulan Sixtilis) menjadi bulan Augustus dengan jumlah hari 31 hari yang mana sebelumnya 30 hari.
Pada tahun 325 M terjadi perbedaan antara ahli hisab dengan dewan gereja dalam menentukan hari Paskah. Karena berdasarkan Konsili Nicea, Paskah jatuh pada hari Minggu setelah bulan purnama yang terjadi setelah matahari melintasi buruj Haml, dan jika matahari melintasi buruj haml terjadi pada 21 Maret maka paskah diundur satu minggu. Menurut hisab Julian, tahun tersebut posisi matahari pada buruj Haml terjadi pada 21 Maret, mestinya diundur satu minggu. Akan tetapi pada kenyataannya matahari melintasi buruj haml sebelum 21 maret, akhirnya dewan gereja memutuskan Paskah tidak diundur yakni 21 Maret
Setelah berjalan beberapa abad, tepatnya pada tahun 1582 M kalender Julian mulai diragukan keakurasiannya dengan gerak matahari. Karena setelah diteliti ulang, gerak semu matahari melintasi buruj haml dan kembali ke buruj haml lagi adalah 365,242199 hari yakni 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Seperti tahun tersebut, matahari melintasi buruj haml pada tanggal 11 Maret, bukan 21 Maret. Karena pergeseran tersebut akhirnya dilakukan kalkulasi ulang atas kalender Julian, mulai 1 M sampai tahun 1582 dan terdapat selisih 17000 menit atau lebih kurang 10 hari. Karena itu maka kaisar Ugo Buogompagni/Gregorius XIII yang berkuasa kala itu bersama pakar astronomi, Christopher Clavius memotong 10 hari. Tepatnya pada hari Kamis tanggal 4 Oktober 1582 M. dengan meniadakan tanggal 5 sampai 14 Oktober 1582 M. dengan menjadika hari Jum’at yang mestinya 5 Oktober menjadi 15 Oktober 1582 M
Basithoh Dan Kabisat Kalender Miladi
Peraturan kelender Gregorius sama dengan kalender Julian kecuali penentuan tahun kabisat. Dalam anggaran Gregorius, tahun kabisat ialah tahun yang habis jika dibagi 4, akan tetapi jika tahun abad/ratusan maka jadi tahun kabisat dengan syarat jika habis dibagi 400. Sehingga tahun ke 100, 200 dan 300 walaupun habis jika dibagi 4 yang menurut kalender Julian tahun kabisat, dalam kalender Gregorius tidak kabisat karena tidak habis dibagi 400.
Jumlah hari dalam sebulan kalender Gregorian/
1. Januari 31 hari
2. Pebruari 28(basithoh) / 29 (kabisat)
3. Maret 31 hari
4. April 30 hari
5. Mei 31 hari
6. Juni 30 hari
7. Juli 31 hari
8. Agustus 31 hari
9. September 30 hari
10. Oktober 31 hari
11. Nopember 30 hari
12. Desember 31 hari
Kesimpulannya : Secara astronomis awal bulan masehi mestinya adalah bulan Maret dan bulan ke 12 adalah bulan Pebruari karena pada bulan itulah posisi matahari berada di buruj haml/vernal equinox yakni nilai deklinasinya 0 derajat.
Perubahan kaidah-kaidah kalender masehi mulai Kalender Julian yang digagas Kaisar Julius lalu sempurnakan oleh Kaisar Gregorius (Ugo Bugompagni) tidak bisa dipisahkan dari pengaruh dewan gereja karena berhubungan dengan hari Paska, Hari Raya Kebangkitan umat kristiani. Mandala, 25/12/18- (Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=534477566570482&id=100000247312071)