Kita awali dengan memahami arti ‘makna’. Makna adalah konsep atau pengertian yang terdapat dalam tanda linguistik. Dalam sebuah tanda ini mengandung dua unsur, yaitu unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam bahasa (menandai-intralingual) yang biasanya mengacu pada sesuatu rujukan yang merupakan unsur luar bahasa (ditandai-ekstralingual). Hubungan antara bahasa dengan dunia luar, secara filosofis, ada tida pandangan yaitu realisme, nominalisme, konseptualisme.
Realisme beranggapan bahwa manusia selalu memiliki jalan pikiran tertentu terhadap dunia luar yang pasti muncul dan bersifat hakiki dan nominalisme berpandangan bahwa hubungan antara bahasa dengan dunia luar bersifat manasuka, arbitrer, dan tidak pasti sehingga membutuhkan kesepakatan antar pengguna bahasa. Makna bahasa yang sepenuhnya ditentukan oleh asosiasi pengguna bahasa disebut konseptualisasi. Sebagai contoh kata bunga, secara realisme dimaknai sebagai bagian tumbuhan yang memiliki kepala butik dan serbuksari, secara nominalisme diartikan sebagaia tanaman hias, gadis cantik dan secara konseptual bisa disepakati bahwa bunga adalah keuntungan yang didapat dari simpanan, tabungan atau perdagangan.
Untuk menangkap makna dapat digunakan teori tentang makna. Secara teori dapat dilihat dari tiga pendekatan, yaitu;
- Pendekatan Referensial. Dalam teori ini, makna disebut label atau julukan yang berada dalam kesadaran manusia berdasarkan fakta. Sebagai contoh, ketika seseorang melihat pohon, maka dalam kesadaran kita, akan tersusun konsep tumbuhan, hidup, ciptaan dan berbagai konsep yang berkaitan dengan pohon yang dilihatnya.
- Pendekatan Ideasional. Dalam teori ini, makna adalah gambaran gagasan dari suatu bentuk kebahasaan yang bersifat arbitrer akan tetapi disepakati bersama.
- Pendekatan Behavioral. Dalam teori ini makna bahasa banyak dipengaruhi oleh konteks sosial dan situsional bahasa yang digunakan. Seperti kata “masuk” memiliki makna yang berbeda, yaitu ‘di dalam garis’ bagi pemain bulu tangkis, ‘hadir’ bagi dosen dan mahasiswa dan ‘silakan ke dalam rumah’ bagi para tamu. (Mandala, 9/12/18)