Gender selalu dipersepsikan dengan perbedaan laki-laki dan perempuan. Perbedaan tersebut muncul karena realitas budaya yang dikonstruksi oleh masyarakat. Konsep ini selalu diperhadapkan dengan seks, yang membedakan laki-laki dan perempuan berdasarkan perbedaan aspek biologis. Dengan demikian, perbedaan dalam seks adalah konstruksi Tuhan, sehingga tidak bisa dikaji ulang. Sedangkan pembedaan dalam gender “qabilun lin niqasy”. Karena itu, konsep gender tentang relasi laki-laki dan perempuan selalu dalam perdebatan baik kajian dalam teksnya sendiri ataupun dalam konteks realitasnya di masyarakat.. Tulisan ini akan mengelaborasi terbentuknya relasi laki-laki dan perempuan mulai dari hasil pemahaman terhadap teks, konstruksi budaya sampai menemukan realitasnya saat ini.